Di Kamboja, selain mengembangkan kebun sekolah, dilakukan pula kegiatan lain terkait edukasi gizi. Kegiatan yang ada, seperti penggunaan beras fortifikasi dalam makanan sekolah, pelatihan penyiapan makanan yang aman, dan praktek pola makan sehat. Isu- isu seputar gizi diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, seperti pada topik-topik sains. Untuk kebun sekolah, sebanyak 600 guru diberi pelatihan mengenai mengembangkan dan mengelola kebun sekolah. 1010 sekolah mendapatkan bibit tanaman dan dibimbing dalam pelaksanaannya. Sayuran hasil kebun sekolah pun dijadikan bahan dalam pembuatan makanan sekolah.

Akan tetapi, penerapan kebun sekolah masih memiliki beberapa kendala, antara lain kapasitas lahan, air, dan dana sekolah yang terbatas, serta belum semua sekolah memasukkan kebun sekolah ke dalam kurikulum (FAO, 2015).