Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan dan akses makanan bergizi secara nasional hingga level rumah tangga. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian adalah dengan menginisiasi suatu model yang bernama ‘Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” (M- KRPL) pada tahun 2012 (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2013).

M-KRPL merupakan suatu model yang memanfaatkan pekarangan dan lahan sempit sebagai tempat produksi sumber bahan pangan dengan menanam berbagai jenis sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, tanaman obat, dan memelihara ternak. Dengan adanya kata Kawasan” dalam M-KRPL menunjukkan bahwa program ini terintegrasi dan berskala luas, mencakup fasilitas umum, dimana salah satunya adalah sekolah. Bahan pangan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan pangan dan gizi, jenis sumber pangan lokal, dan nilai ekonomi (Kementerian Pertanian, 2012).

Dalam rangka pengembangan dari M-KRPL, maka setiap kelompok KRPL diwajibkan untuk membina satu kebun sekolah yang berlokasi di sekolah yang dekat dengan area KRPL. Kebun sekolah berfungsi sebagai sarana pembelajaran budidaya bahan pangan serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) (Kementerian Pertanian RI, 2018).

Melihat potensi kebun sekolah dalam meningkatkan kesehatan dan akademik siswa, salah satu SEAMEO Centers, yaitu SEAMEO BIOTROP menyelenggarakan pelatihan kebun sekolah selama 5 hari bagi para guru dan kepala sekolah di Indonesia, yang dimulai pada tahun 2016. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program A Participatory Action Research on School and Community-based Food and Nutrition Program for Literacy, Poverty Reduction and Sustainable Development yang dalam pelaksanaannya, bekerja sama dengan dua SEAMEO center lainnya di Indonesia, yaitu SEAMEO RECFON dan SEAMEO SEAMOLEC. Informasi yang lebih detail tentang kegiatan ini dijabarkan pada bab selanjutnya.

Selain itu, di Pulau Nias, program kebun sekolah yang dikenal dengan taman gizi pun telah dilakukan. Program ini dilakukan di beberapa sekolah dasar, salah satunya di SDN 071026 Lasaro Sawo. Para murid diajarkan mengenai ilmu gizi dan cara menanam tanaman bergizi di kebun sekolah. Tidak hanya murid di sekolah yang merasakan manfaatnya, namun orang tua mereka pun turut merasakannya karena kegiatan tersebut dipraktikkan pula di rumah. Mereka menanam cabai, sayuran, dan toga di rumah sehingga dapat mengurangi biaya untuk membeli bahan-bahan tersebut (OBI, 2014).