Cici Handayani, SPd.i
SDN Suralaya, Tasikmalaya, Jawa Barat
Kebun sekolah kami berada di halaman depan kelas, beberapa juga memanfaatkan tanah di samping maupun belakang kelas. Jenis tanaman yang ada di kebun sekolah kami diantaranya cabe besar, cabe rawit, tomat, daun bawang stroberi. Ada juga tanaman obat diantaranya jahe, lengkuas, kencur, tanaman betadin, cocor bebek, dan ginseng. Selain itu, kami juga menanam tanaman hiasnya berupa bunga euphorbia, mawar, dan gelombang cinta yang dikelilingi oleh tanaman pagar. Untuk perawatan kebun, semua warga sekolah bertanggungjawab untuk merawat tanaman. Khusus siswa, mereka secara bergantian memiliki jadwal piket bergilir yang diatur oleh guru untuk menyiram kebun setiap pagi. Kelompok piket terdiri dari 4-5 anak. Untuk kegiatan pemupukan dilakukan dengan melihat waktu tanaman membutuhkan pupuk, misalnya tanaman daun bawang maka membutuhkan pupuk 1 kali ketika berumur 5 hari. Anak-anak juga dilibatkan dalam pemupukan dibawah bimbingan guru.
Kebun sekolah kami tidak terlalu luas, meskipun demikian kami mengambil manfaat yang sangat besar bagi warga sekolah kami, salah satunya adalah sebagai media edukasi gizi. Ide membuat edukasi gizi menggunakan kebun sekolah pertama kali terpantik dari adanya lokakarya yang diadakan oleh SEAMEO RECFON. Sebenarnya sudah lama kami memiliki kebun sekolah, namun kami manfaatkan hanya untuk mempercantik lingkungan sekolah, serta jenis pohon yang ditanam pun belum terkonsep. Setelah diberi gagasan dari SEAMEO RECFON, kebun sekolah kami jadi multifungsi. Alhamdulillah banyak manfaatnya dan direspon sangat baik oleh anak-anak kami. Kegiatan edukasi gizi sekarang secara rutin dilaksanakan di sekitar kebun sekolah, tidak lagi monoton di dalam kelas. Saya jadi terinspirasi untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terutama untuk meningkatkan pemahaman gizi siswa dengan menggunakan media kebun sekolah.
Berbicara tentang suka duka dalam pengembangan kebun sekolah , saya dan guru-guru lainnya lebih merasakan banyak sukanya. Saat ini halaman sekolah kami lebih hijau dan sejuk, anak-anak kelihatan semangat apalagi jika musim panen, kami panen bersama, masak bersama dari hasil kebun. Kesadaran kami semakin tinggi untuk merawat dan melestarikan kebun sekolah. Namun kami juga mengalami kendala bila tanaman kami kena hama dan datang musim kemarau.
Kesan yang saya dapatkan dalam penerapan kebun sekolah sebgai media edukasi gizi yaitu peserta didik lebih antusias belajar di luar ruangan. Mereka lebih bebas terasa sedang bermain apalagi untuk kelas 1 dan 2 SD. Guru juga dapat menyampaikan materi dengan fakta langsung, hal ini membuat peserta didik tidak merasa jenuh. Pengetahuan dan praktek gizi yang baik pada siswa meningkat dengan adanya kebun sekolah. Peserta didik dapat langsung melihat, meraba, dan mengetahui manfaat dari jenis sayur atau buah yang akan kita sampaikan manfaatnya, sehingga tidak hanya sekedar teori melainkan ada praktiknya.